
الْحَجُّ:٣٧لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Bukan darah dan daging hewan kurban yang sampai kepada Allah, melainkan ketakwaanmu.”
— QS. Al-Hajj: 37
IIduladha bukan sekadar tentang penyembelihan hewan kurban. Lebih dari itu, ia adalah panggilan jiwa untuk kembali memahami arti pengorbanan, keikhlasan, dan ketundukan kepada Allah SWT. Di tengah arus kehidupan modern yang serba instan dan digital, pesan suci dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS justru semakin relevan untuk direnungkan.
📌Nuansa Iduladha di Pondok: Menyemai Spirit Pengorbanan Sejak Dini
Setiap tahunnya, Pondok Pesantren HM Al-Inaaroh 2 menjadikan momen Iduladha sebagai ajang pembelajaran spiritual dan sosial. Para santri tak hanya belajar tentang fikih kurban dari sisi teori, tapi juga ikut terjun langsung dalam proses penyembelihan, pembagian daging, dan interaksi dengan masyarakat sekitar.
Melalui kegiatan ini, mereka belajar bahwa Islam bukan sekadar ibadah personal, tapi juga peduli pada kemaslahatan umat. Nilai-nilai gotong royong, empati, dan tanggung jawab sosial menjadi ruh yang ditanamkan dalam setiap prosesnya.
📌Kurban Digital: Menjawab Tantangan Zaman
Di era digital seperti sekarang, semangat kurban juga bisa menyentuh dimensi baru. Tahun ini, Pondok Pesantren HM Al-Inaaroh 2 membuka layanan kurban digital bersama lembaga mitra terpercaya. Para donatur, alumni, maupun masyarakat umum bisa menitipkan hewan kurban secara daring, dengan proses yang transparan dan amanah.
Langkah ini menjadi jawaban atas kebutuhan zaman: memudahkan orang-orang yang ingin berkurban meski terhalang jarak. Tapi bukan berarti makna kurban jadi berkurang—justru semakin meluas manfaatnya.
📌Membangun Generasi Ikhlas di Era Individualis
Iduladha juga menjadi momen penting untuk membentuk karakter santri: ikhlas, taat, dan berani mengorbankan ego demi tujuan yang lebih besar. Ketika dunia saat ini dipenuhi oleh semangat kompetisi, eksistensi diri, dan pencitraan, nilai pengorbanan ala Nabi Ibrahim AS terasa seperti oase yang menyejukkan.
HM Al-Inaaroh 2 percaya, generasi masa depan harus dibentuk bukan hanya dengan ilmu, tapi juga dengan hati yang lapang dan jiwa yang siap berkorban untuk kebaikan bersama.
📌Mari Berkurban, Mari Bertumbuh
Iduladha bukanlah akhir dari ibadah, tapi awal dari sebuah komitmen. Komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa, lebih peduli, dan lebih siap memberi manfaat.
Dari pondok hingga pelosok desa, dari dunia nyata hingga ranah digital, semangat kurban harus terus hidup.
✨Selamat Hari Raya Iduladha 1446 H
Taqabbalallahu minna wa minkum, shalih al a’mal. Semoga Allah menerima amal ibadah dan kurban kita semua.Dari keluarga besar Pondok Pesantren HM Al-Inaaroh 2, kami mengajak semua kalangan untuk kembali merenungkan:“Apa yang siap kita korbankan demi agama, sesama, dan masa depan yang lebih baik? “🙌🏻
Tim Media
- Pondok Pesantren HM Al-Inaaroh 2: Penjaga Akhlak dan Warisan Ilmu Salaf di Buntet Pesantren
- Kyai: Pilar Keberhasilan Negeri dalam Mencetak Generasi Bermoral dan Berilmu
- K.H. Amiruddin Abdul Karim: Kyai Buntet Pesantren yang Berperan Penting Mencetak Generasi Bangsa
- Menjadi Santri di Era Digital: Pilar Akhlak dan Pemikiran untuk Indonesia
- Syawir: Tradisi Musyawarah Santri dalam Mengkaji Ilmu Fikih dan Nahwu
Views: 74,903